Friday, February 19, 2010

= bedtimeStory =

Assalamualaikum dunia.... 
belum sempat aku lelapkan mata... 
tetapi.. semalam dh berlalu...
skarang sudah pun 19 hb..
pnts.. mmg pnts..
Subhanallah..Maha Suci Allah yg mengatur segalanya...
actually.. dr mlm td x boleh nk tido.. sampai la skang.. still x terlelap..
sementare tunggu hri cerah sikit.. ( x takot sgt nk g buang smph) ,
maw sharing2 bedtime stories ngan sume..
walaupun.. mungkin sume org dah tido..
hihi..mungkin ade juge insan2 nocturnal spt saye..
Kisah kali ini.. adelah mengenai salah seorang sahabat.. yang tidak terkenal di muka bumi.. tetapi terkenal di langit... iaitu.. Uwais Al-Qarni.
Kisahnya bermula begini....

Pada zaman Nabi Muhammad SAW, ada seorang pemuda bermata biru,
rambutnya merah, pundaknya lapang panjang, berpenampilan cukup tampan,
kulitnya kemerah-merahan, dagunya menempel di dada selalu melihat pada
tempat sujudnya, tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya, ahli
membaca Al Qur’an dan menangis, pakaiannya hanya dua helai sudah kusut
yang satu untuk penutup badan dan yang satunya untuk selendangan,
tiada orang yang menghiraukan, tak dikenal oleh penduduk bumi akan
tetapi sangat terkenal di langit.
Dia, jika bersumpah demi Allah pasti terkabul. Pada hari kiamat nanti
ketika semua ahli ibadah dipanggil disuruh masuk surga, dia justru
dipanggil agar berhenti dahulu dan disuruh memberi syafa’at, ternyata
Allah memberi izin dia untuk memberi syafa’at sejumlah qobilah Robi’ah
dan qobilah Mudhor, semua dimasukkan surga tak ada yang ketinggalan
karenanya. Dia adalah “Uwais al-Qarni”. Ia tak dikenal banyak orang
dan juga miskin, banyak orang suka menertawakan, mengolok-olok, dan
menuduhnya sebagai tukang membujuk, tukang mencuri serta berbagai
macam umpatan dan penghinaan lainnya.
Seorang fuqoha’ negeri Kuffah, karena ingin duduk dengannya,
memberinya hadiah dua helai pakaian, tapi tak berhasil dengan baik,
karena hadiah pakaian tadi diterima lalu dikembalikan lagi olehnya
seraya berkata : “Aku khawatir, nanti sebagian orang menuduh aku, dari
mana kamu dapatkan pakaian itu, kalau tidak dari membujuk pasti dari
mencuri”.
Pemuda dari Yaman ini telah lama menjadi yatim, tak punya sanak famili
kecuali hanya ibunya yang telah tua renta dan lumpuh. Hanya
penglihatan kabur yang masih tersisa. Untuk mencukupi kehidupannya
sehari-hari, Uwais bekerja sebagai penggembala kambing. Upah yang
diterimanya hanya cukup untuk sekedar menopang kesehariannya bersama
Sang ibu, bila ada kelebihan, ia pergunakan untuk membantu tetangganya
yang hidup miskin dan serba kekurangan seperti keadaannya.
Kesibukannya sebagai penggembala domba dan merawat ibunya yang lumpuh
dan buta, tidak mempengaruhi kegigihan ibadahnya, ia tetap melakukan
puasa di siang hari dan bermunajat di malam harinya.
Uwais al-Qarni telah memeluk Islam pada masa negeri Yaman mendengar
seruan Nabi Muhammad SAW. yang telah mengetuk pintu hati mereka untuk
menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.
Islam mendidik setiap pemeluknya agar berakhlak luhur.
Peraturan-peraturan yang terdapat di dalamnya sangat menarik hati
Uwais, sehingga setelah seruan Islam datang di negeri Yaman, ia segera
memeluknya, karena selama ini hati Uwais selalu merindukan datangnya
kebenaran. Banyak tetangganya yang telah memeluk Islam, pergi ke
Madinah untuk mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW secara langsung.
Sekembalinya di Yaman, mereka memperbarui rumah tangga mereka dengan
cara kehidupan Islam.
Alangkah sedihnya hati Uwais setiap melihat tetangganya yang baru
datang dari Madinah. Mereka itu telah “bertamu dan bertemu” dengan
kekasih Allah penghulu para Nabi, sedang ia sendiri belum.
Kecintaannya kepada Rasulullah menumbuhkan kerinduan yang kuat untuk
bertemu dengan sang kekasih, tapi apalah daya ia tak punya bekal yang
cukup untuk ke Madinah, dan yang lebih ia beratkan adalah sang ibu
yang jika ia pergi, tak ada yang merawatnya.
Di ceritakan ketika terjadi perang Uhud Rasulullah SAW mendapat cedera
dan giginya patah karena dilempari batu oleh musuh-musuhnya. Kabar ini
akhirnya terdengar oleh Uwais. Ia segera memukul giginya dengan batu
hingga patah. Hal tersebut dilakukan sebagai bukti kecintaannya kepada
beliau SAW, sekalipun ia belum pernah melihatnya. Hari berganti dan
musim berlalu, dan kerinduan yang tak terbendung membuat hasrat untuk
bertemu tak dapat dipendam lagi. Uwais merenungkan diri dan bertanya
dalam hati, kapankah ia dapat menziarahi Nabinya dan memandang wajah
beliau dari dekat ? Tapi, bukankah ia mempunyai ibu yang sangat
membutuhkan perawatannya dan tak tega ditingalkan sendiri, hatinya
selalu gelisah siang dan malam menahan kerinduan untuk berjumpa.
Akhirnya, pada suatu hari Uwais mendekati ibunya, mengeluarkan isi
hatinya dan memohon izin kepada ibunya agar diperkenankan pergi
menziarahi Nabi SAW di Madinah. Sang ibu, walaupun telah uzur, merasa
terharu ketika mendengar permohonan anaknya. Beliau memaklumi perasaan
Uwais, dan berkata : “Pergilah wahai anakku ! temuilah Nabi di
rumahnya. Dan bila telah berjumpa, segeralah engkau kembali pulang”.
Dengan rasa gembira ia berkemas untuk berangkat dan tak lupa
menyiapkan keperluan ibunya yang akan ditinggalkan serta berpesan
kepada tetangganya agar dapat menemani ibunya selama ia pergi.
Sesudah berpamitan sambil menciumi sang ibu, berangkatlah Uwais menuju
Madinah yang berjarak kurang lebih empat ratus kilometer dari Yaman.
Medan yang begitu ganas dilaluinya, tak peduli penyamun gurun pasir,
bukit yang curam, gurun pasir yang luas yang dapat menyesatkan dan
begitu panas di siang hari, serta begitu dingin di malam hari,
semuanya dilalui demi bertemu dan dapat memandang sepuas-puasnya paras
baginda Nabi SAW yang selama ini dirindukannya. Tibalah Uwais al-Qarni
di kota Madinah. Segera ia menuju ke rumah Nabi SAW, diketuknya pintu
rumah itu sambil mengucapkan salam. Keluarlah sayyidatina ‘Aisyah
r.a., sambil menjawab salam Uwais. Segera saja Uwais menanyakan Nabi
yang ingin dijumpainya. Namun ternyata beliau SAW tidak berada di
rumah melainkan berada di medan perang. Betapa kecewa hati sang
perindu, dari jauh ingin berjumpa tetapi yang dirindukannya tak berada
di rumah. Dalam hatinya bergolak perasaan ingin menunggu kedatangan
Nabi SAW dari medan perang. Tapi, kapankah beliau pulang ? Sedangkan
masih terngiang di telinga pesan ibunya yang sudah tua dan
sakit-sakitan itu, agar ia cepat pulang ke Yaman,” Engkau harus lekas
pulang”. Karena ketaatan kepada ibunya, pesan ibunya tersebut telah
mengalahkan suara hati dan kemauannya untuk menunggu dan berjumpa
dengan Nabi SAW. Ia akhirnya dengan terpaksa mohon pamit kepada
sayyidatina ‘Aisyah r.a. untuk segera pulang ke negerinya. Dia hanya
menitipkan salamnya untuk Nabi SAW dan melangkah pulang dengan
perasaan haru.
Sepulangnya dari perang, Nabi SAW langsung menanyakan tentang
kedatangan orang yang mencarinya. Nabi Muhammad SAW menjelaskan bahwa
Uwais al-Qarni adalah anak yang taat kepada ibunya. Ia adalah penghuni
langit (sangat terkenal di langit). Mendengar perkataan baginda
Rosulullah SAW, sayyidatina ‘Aisyah r.a. dan para sahabatnya tertegun.
Menurut informasi sayyidatina ‘Aisyah r.a., memang benar ada yang
mencari Nabi SAW dan segera pulang kembali ke Yaman, karena ibunya
sudah tua dan sakit-sakitan sehingga ia tidak dapat meninggalkan
ibunya terlalu lama. Rosulullah SAW bersabda : “Kalau kalian ingin
berjumpa dengan dia (Uwais al-Qarni), perhatikanlah, ia mempunyai
tanda putih di tengah-tengah telapak tangannya.” Sesudah itu beliau
SAW, memandang kepada sayyidina Ali k.w. dan sayyidina Umar r.a. dan
bersabda : “Suatu ketika, apabila kalian bertemu dengan dia, mintalah
do’a dan istighfarnya, dia adalah penghuni langit dan bukan penghuni
bumi”.
Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga
kekhalifahan sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. telah di estafetkan
Khalifah Umar r.a. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda
Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau segera
mengingatkan kepada sayyidina Ali k.w. untuk mencarinya bersama. Sejak
itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu
menanyakan tentang Uwais al-Qorni, apakah ia turut bersama mereka.
Diantara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya
yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan
kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan
mereka.
Suatu ketika, Uwais al-Qorni turut bersama rombongan kafilah menuju
kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman,
segera khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. mendatangi mereka dan
menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan
bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di
perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi
menemui Uwais al-Qorni. Sesampainya di kemah tempat Uwais berada,
Khalifah Umar r.a. dan sayyidina Ali k.w. memberi salam. Namun rupanya
Uwais sedang melaksanakan sholat. Setelah mengakhiri shalatnya, Uwais
menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu
berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk
membuktikan kebenaran tanda putih yang berada ditelapak tangan Uwais,
sebagaimana pernah disabdakan oleh baginda Nabi SAW. Memang benar !
Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut,
siapakah nama saudara ? “Abdullah”, jawab Uwais. Mendengar jawaban
itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan : “Kami juga Abdullah,
yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya ?” Uwais
kemudian berkata: “Nama saya Uwais al-Qorni”. Dalam pembicaraan
mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah
sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat
itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali k.w. memohon agar Uwais berkenan
mendo’akan untuk mereka. Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah:
“Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan
Uwais, Khalifah berkata: “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan
istighfar dari anda”. Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qorni
akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar.
Setelah itu Khalifah Umar r.a. berjanji untuk menyumbangkan uang
negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera
saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata : “Hamba mohon supaya
hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya,
biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.
Setelah kejadian itu, nama Uwais kembali tenggelam tak terdengar
beritanya. Tapi ada seorang lelaki pernah bertemu dan di tolong oleh
Uwais , waktu itu kami sedang berada di atas kapal menuju tanah Arab
bersama para pedagang, tanpa disangka-sangka angin topan berhembus
dengan kencang. Akibatnya hempasan ombak menghantam kapal kami
sehingga air laut masuk ke dalam kapal dan menyebabkan kapal semakin
berat. Pada saat itu, kami melihat seorang laki-laki yang mengenakan
selimut berbulu di pojok kapal yang kami tumpangi, lalu kami
memanggilnya. Lelaki itu keluar dari kapal dan melakukan sholat di
atas air. Betapa terkejutnya kami melihat kejadian itu. “Wahai
waliyullah,” Tolonglah kami !” tetapi lelaki itu tidak menoleh. Lalu
kami berseru lagi,” Demi Zat yang telah memberimu kekuatan beribadah,
tolonglah kami!”Lelaki itu menoleh kepada kami dan berkata: “Apa yang
terjadi ?” “Tidakkah engkau melihat bahwa kapal dihembus angin dan
dihantam ombak ?”tanya kami. “Dekatkanlah diri kalian pada Allah !
“katanya. “Kami telah melakukannya.” “Keluarlah kalian dari kapal
dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim!” Kami pun keluar dari kapal
satu persatu dan berkumpul di dekat itu. Pada saat itu jumlah kami
lima ratus jiwa lebih. Sungguh ajaib, kami semua tidak tenggelam,
sedangkan perahu kami berikut isinya tenggelam ke dasar laut. Lalu
orang itu berkata pada kami ,”Tak apalah harta kalian menjadi korban
asalkan kalian semua selamat”. “Demi Allah, kami ingin tahu, siapakah
nama Tuan ? “Tanya kami. “Uwais al-Qorni”. Jawabnya dengan singkat.
Kemudian kami berkata lagi kepadanya, “Sesungguhnya harta yang ada di
kapal tersebut adalah milik orang-orang fakir di Madinah yang dikirim
oleh orang Mesir.” “Jika Allah mengembalikan harta kalian. Apakah
kalian akan membagi-bagikannya kepada orang-orang fakir di Madinah?”
tanyanya.”Ya,”jawab kami. Orang itu pun melaksanakan sholat dua rakaat
di atas air, lalu berdo’a. Setelah Uwais al-Qorni mengucap salam,
tiba-tiba kapal itu muncul ke permukaan air, lalu kami menumpanginya
dan meneruskan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan
seluruh harta kepada orang-orang fakir di Madinah, tidak satupun yang
tertinggal.
Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qorni telah
pulang ke rahmatullah. Anehnya, pada saat dia akan dimandikan
tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan
ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada
orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya. Demikian pula ketika
orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada
orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan
dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan
untuk mengusungnya. Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan,
“ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari
mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat
penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah
tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah
orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qorni pada masa
pemerintahan sayyidina Umar r.a.)
Meninggalnya Uwais al-Qorni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman.
Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya
orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan
pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan
orang. Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan
ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap
melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.
Mereka saling bertanya-tanya : “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais
al-Qorni ? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang
tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba
dan unta ? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan
penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah
kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya. Agaknya
mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk
mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman
mengetahuinya siapa “Uwais al-Qorni” ternyata ia tak terkenal di bumi
tapi terkenal di langit.
Subhanallah... indahnya kurnia Allah.... rase sgt kagum dengan Uwais Al-Qarni... mampukah kite juge berusaha meninggalkan nikmat dunia demi kehidupan di sana kelak??
renung2kan dan selamat beramal.... dan selamat mlm....

p/s: iktibar utk semua dan juge si kerdil ini.. ^.^ 

Thursday, February 18, 2010

・ keteNtuaN ・

Assalamualaikum..
apa khabar dunia..? sedar x sedar.. dah 18 hb rupenye..
mcm bru je habis exam.. tp.. rupe2nye 8 hari dah berlalu..
wahai mase.. cepat btol kau pergi meninggalkan aku..
punye la aku berazam nk update blog hari2 after exam.. rupe2nye ni la hasil pertama yg terpublish dgn izinNya... Ya Allah.. sungguh hebat ketentuanMu.. aku hanye merancang,, Kau yg menentukan segale2nye.. termasuk lah setiap patah perkataan yg ditaip ini...
aku akui kedhaifanku Ya Rabb..
bercakap pasal ketentuan ni.. nk share satu hadith mengenai ketentuan...
jom3...

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas'ud r.a., beliau berkata, "Rasulullah s.a.w menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan," Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptannnya di dalam perut ibunya sebagai setitis mani selama 40 hari, kemudian berubah menjadi setitis darah selama 40 hari, kemudian menjadi segumpal daging selama 40 hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat dan ditiupkan roh kepadanya dan dia diperintahkan untuk menetapkan 4 perkara : REZEKINYA, AJALNYA, AMALNYA, dan BAIK ATAU BURUK KESUDAHANNYA.
Demi Allah yang tidak ada ilah yang berhak disembah selain Dia, sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan amalan ahli syurga hingga jarak antara dirinya dengan syurga tinggal sehasta. Akan tetapi, telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka, maka masuklah dia ke neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan amalan ahli neraka hingga jarak antara dirinya denngan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi, telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan amalan ahli syurga, maka masuklah dia ke syurga."
(Hadith Riwayat Bukhari & Muslim)

ape yg ptg kt cni..? menunggu sahajekah ape  ketentuan utk kite..? mampu kah kite berdiam diri seandainya kita ditakdirkan masuk ke neraka...? Na'uzubillah.. minta dijauhkan Ya Allah.... 
jd.. mari lah kita same2 berusaha mencapai satu matlamat yg paling tinggi di sisiNya..
Mardhatillah... yakni Keredhaan Allah...

bukan diri ini mahu menunjuk2 sempurna..
sekadar mahu berkongsi dgn semua...
kita kan bersaudara....
ayuh teman.. ayuh sahabat..
mari teruskan perjuangan yg suci ini...
ingat lagikah atau tahukah ape sebenarnya tujuan kita (manusia) dicipta?
adakah hanya utk menghabiskan sisa2 hidup di alam yg fana ini..
ingtlah.. hanya ada 2 tujuan mengape manusia dicipta, 


" Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepadaKu"
Surah Az-Zariyat (51) : 56

Dan( ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat," Aku hendak menjadikan khalifah di bumi," Mereka berkata," Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merosak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memujiMu dan menyucikan namaMu?" Dia berfirman, " Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Surah Al-Baqarah (2) : 30

jadi.. marilah kita bersame2 mencapai matlamat ini... insyaAllah
peringtan juge utk tukang taip yg kerdil ini...^.^
Wallahua'lam.







Tuesday, February 2, 2010

・平成22年2月2日・

Assalamualaikum...
hari ni pon tarikh smart, hihi.. tp kalu ikut kalendar jepon la..
hari ni jgak hari last jugyou...= exam weeks start!!!
(walopon exam sebenarnye dah lame start..)
sggh berdebar2..
n rase mase berlalu dgn sgt lah lmbt..
sbb x sabar..
bile la nk abis exam ni..
tp..
kadang2 rase cam cepat berlalu..
yela.. rasenye bru je hari tu new year,, pejam celik pejam celik.. eh2
dah bulan 2 dah..
ckp pasal masa ni kan..
teringt satu surah..
rasenye sume org salu bace surah ni....
(kalu kt skolah.. abis kelas je bace)
begitu jge saye..
tp terpikir ..
betul ke sy hayati surah ni?
betul ke sy faham makne surah ni..?
betul ke sy apply ape yg ade dlm surah ni..?


" Demi masa, 
Sungguh, manusia berada dalam kerugian
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran."
Surah Al-'Asr,103:1-3

mari kite renungkan..
di manakah kita?
orang2 yg beriman?
orang2 yg mengerjakan kebajikan?
orang2 yg berpesan utk kebenaran?
atau
orang yang berpesan untuk kesabaran?
di manakah kita?
mungkinkah tergolong dlm golongan org2 yg rugi?
Na'uzubillah... Ya Allah.. minta dijauhkan...
Semoga kite sentiase berusehe utk termasuk dlm golongan yg untung..
yg diredhaiNya..
yg menepati keempat2 ciri di atas..
insyaAllah...
juga peringatan buat empunya diri yg menaip ini..
sama- sama renungkan..
dan selamat beramal... :)

notakaki: esok adelah peperiksaan preTOEFL..good luck utk diri sndiri.. juge utk rkn2 seperjuangan.. kuatkan semangat kita.. ayuh maju ke dpan!!!!
ALLAHUAKBAR!!!!

Monday, February 1, 2010

o1o22o1o

Assalamualaikum... (^.^)V
tarikh hari ini sgt smart... sgt nice..
n kebetulan yuki plak turun.. (jakun2)
walopon xde la tsumoru(bertimbun2)
tp.. mungkin cukup nk buat ABC...
sebut ABC ni.. teringt satu lagu yg penah bljr tyme skola rendah..

ais,ais kacang
bila cuaca panas dan rasa dahaga
singgah di gerai
ais kacang diminta
susu dan jagung
kacang dan lengkong
air gula berwarna
campur semua
enak rasanya
kegemaran kita semua


hihihi.. walaupun xde kaitan ngan yuki.. terase kenatsukashian sekolah rendah...
hmm.. sbut pasal yuki ni.. teringt ade ayt al-Quran yg kwn sy pnah kongsi..

"Tidakkah engkau melihat bahawa Allah menjadikan awan bergerak perlahan, kemudian mengumpulkannya, lalu Dia menjadikannya bertompok-tompok, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, dan Dia juga menurunkan (butiran - butiran) es dari langit, iaitu dari (gumpalan-gumpalan awan seperti ) gunung - gunung, maka ditimpakanNya (butiran- butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkanNya dari siapa yang Dia kehendaki. Kilauan kilatnya hampi-hampir menghilangkan penglihatan."
Surah An-Nur,24:43

Subhanallah.....
Terima kasih Ya Allah...
atas peluang ini....
di saat hati ini keletihan..
di saat hati ini ketandusan...
Kau ubati hati ini dengan keindahan dan keagungan ciptaanMu..
terima kasih Ya Allah...
moga hati ini kekal terthabat di jalanMu....

ade lg 9 hari utk meneruskan perjuangan..
menghabiskan sisa2 1 nensei...
yg penuh dgn memori..
yg x mungkin ditukar ganti...
Ya Allah.. kurniakan hati ini kekuatan...
kurniakan hati ini kesabaran....
utk meniti hari ini... esok dan seterusnya....
insyaAllah....

p/s: utk teman2 seperjuangan.. gambarimasyoune minna!!!